ISBN |
---|
978-977-86205-1-1 |
Penulis |
Dr. Muhammad Wafiq Zainal ‘abidin |
Edisi |
Kedua 2023 |
Bahasa |
Arab |
Kategori Utama |
Ilmu Syariah |
Kategori Sub |
Ilmu Hadis, Metodologi Islam |
Tentang Buku:
Islam merupakan titik balik dalam sejarah ilmu pengetahuan di kalangan orang Arab. Perbedaan antara periode sebelum dan sesudah Islam tidak terkait dengan produk ilmiah pada dasarnya, karena produk ilmiah bergantung pada perbedaan dalam metodologi yang mengatur sistem pengetahuan, yaitu serangkaian tindakan, prinsip, dan konsep yang memberikan struktur khusus bagi pikiran Arab dalam menulis, melakukan penelitian, belajar, dan mengajar.
Metodologi ini terbentuk melalui sejumlah praktik ilmiah dalam menangani sumber hukum pertama dan sumber pemikiran kedua. Sumber hukum tersebut adalah Al-Quran dan Sunnah Nabi, sedangkan sumber pemikiran adalah prinsip-prinsip agama dan prinsip-prinsip hukum.
Dari sini, pentingnya ilmu hadis muncul, dan peranannya dalam menetapkan metodologi ilmiah dan mengaktifkannya secara praktis secara khusus dalam peradaban Islam. Yang dimaksud dengan Sunnah bukanlah hadis dan riwayat, tetapi teknis terminologi hadis, yaitu yang terkait dengan prosedur ilmiah yang digunakan dalam narasi, pengumpulan riwayat, pemadanan antara riwayat, penilaian dan kritik terhadapnya.
Prosedur-prosedur ini telah membantu mengkonfirmasi peran argumen dalam menyelesaikan ijtihad, dan pentingnya berasal dari kemampuannya untuk membantah dan mengkonfirmasi, untuk membuktikan kecakapan mereka dalam menunjukkan isi mereka melalui mekanisme yang ditentukan. Hal ini sangat membantu dalam menentukan perilaku ilmiah bagi anggota komunitas ilmiah di dunia Islam, dan mendorong revolusi ilmiah di bidang kedokteran, teknik, matematika, astronomi, dan lain-lain, melalui mekanisme pengamatan, pengujian, dan argumen, yang membersihkan pikiran dan menyelamatkan umat manusia dari paganisme, mitos, dan khayalan, dan mempersiapkan pemikiran dalam empat abad pertama Hijriyah untuk menciptakan perkembangan peradaban yang dimulai sekitar seribu tahun kemudian.
Tambahkan Komentar